Senin, 19 September 2011

Angkot

Pertengahan September 2011

Hari-hari belakangan ini marak banget berita tentang 'angkot' iya 'angkot'. Kenapa angkot? Ya karena di beberapa media kata 'angkot' sering sekali digunakan, berita itu bukan prestasi para supir-supir angkot yang mulai taat peraturan lalu lintas atau karena ongkos angkot yang turun, bukan. Tapi ini justru berita buruk yang bikin orang jadi males naik angkot. Yaitu, sekarang ini para supir angkot itu (entah mereka cabutan atau supir aslinya) suka perkosa penumpangnya, naudzubillahi min dzalik...
Entah apalah sebabnya, yang pasti perbuatan itu sangat keji dan harus di hukum sesuai dengan hukuman yang berlaku di negara kita. Dan juga semoga para penumpang angkot nggak kapok untuk naik angkot lagi. Karena nggak semua supir angkot itu orang jahat kan?

Serang, 1990-1991

Kelas 4 atau 5 SD uang jajanku adalah Rp. 350,-. Seratus rupiah aku gunakan untuk pulang pergi naik angkot, sedangkan sisanya aku pakai untuk beli jajan kesukaanku sampai sekarang, BAKSO! Harga bakso waktu itu adalah Rp. 150,- dan sisa uang aku gunakan untuk membeli es atau permen, supaya aku tidak kepedasan sehabis makan bakso, karena aku nggak pernah bawa minum dari rumah. Kegiatan jajan bakso itu kulakukan pada saat istirahat pertama, dan pada saat istirahat yang kedua aku sudah kehabisan uang jajanku. Jadilah aku kehausan sehabis lari-lari di halaman sekolahku.
Inginnya pada saat itu aku membeli es orson atau es kenyot, tapi apalah daya uang telah habis, mau minta teman malu. Satu-satunya cara agar aku bisa minum es adalah dengan memakai satu2nya koin lima puluhan untuk membeli es, tapi dengan syarat harus berjalan kaki nanti ketika aku pulang sekolah.
Apapun kulakukan agar hilang hausku. Perjalanan pulang sekolahpun kulalui dengan berjalan kaki sejauh 2 kilo meter di bawah terik matahari yang sangat menyengat kulitku yang sudah gelap. Pada saat inilah aku merindukan ANGKOT...ooh angkot :)

Dan di suatu hari yang konyol ketika aku berteriak "kiriii..."  pada supir angkot di gang ujung rumahku, aku bergegas melompat dari angkot tanpa ba bi bu dan berjalan menjauhi angkot tanpa MEMBAYAR, sampai jarak 5 meter berjalan aku baru sadar bahwa tanganku masih menggenggam uang limapuluh rupiah itu. Ketika aku tengok kebelakang ternyata angkot pun sudah menghilang. Hahaha...maaf ya bang,aku lupaaa suerr deh. Bukan karena uangnya mau aku pakai untuk membeli es orson atau apalah itu, tapi aku lupa.

Rabu, 14 September 2011

Hmm...

Perkenalan...

Aku menulis ini ketika dua org kesayanganku sudah terlelap tidur....mungkin saat ini mereka sedang berada di suatu negeri antah berantah entah apa namanya (ngimpi maksudnya). Dua orang itu adalah suamiku ayah Nanang dan anakku mba Azka yg baru berusia 2,5 tahun. Si ayah tidur menghadap utara, sedangkan mba Azka menghadap selatan, nyenyak sekali.

Sambil terus mengetik, JimJam sedang menampilkan Bob The Builder, menemaniku yg sedang bingung mau nulis apa? Bagaimana kalau kita terusin besok aja, karena saat ini aku blank sama sekali :D

Nite...smoga mimpi yg indah, and tomorrow will be better, amin :)